Pada suatu waktu, Takdir mempertemukan sebatang ranting dan sekantong tanah. Si Ranting menemukan alasan untuk bertumbuh. Si Tanah merasa berguna.
Sampai pada suatu waktu kemudian, si Ranting ingin berkembang. Si Tanah terdiam, ia hanya sekantong dan cuma sekantong. Si Ranting tak mungkin berkembang bersamanya. Si Tanah mulai meracuni dirinya sendiri. Si Ranting tak lagi betah dan segera berpindah.
Untuk sesaat si Tanah merasa kehilangan guna, sambil kesakitan menahankan efek racunnya. "Biarlah.." pikir si Tanah "Asal ia bisa bertumbuh dan berkembang maksimal.. Ia akan menjadi pohon yang gagah perkasa.. Tak harus bersama ku.."
Si Tanah menjalani hidupnya. Si Tanah menahankan sakitnya. Sampai suatu waktu berikutnya, sakitnya tak begitu terasa lagi. Ntah racunnya sudah hilang, atau ia sudah terbiasa. Tapi ia bukan lagi sekantong tanah yang kemarin. "I was damaged good.." pikirnya "tapi aku pasti berguna untuk sesuatu.."
Umwelt - Mitwelt - Eigenwelt
Binswanger, an existential psychologist, suggested that to be able to say that "I exist" one need to understand her/his experiences at this three different levels
28.4.13
20.4.13
The Ship That Sailed ~ anonymous
Tadi malam, menjelang tidur, tiba-tiba teringat judul sebuah puisi yang pernah gue dedikasikan untuk someone special, not in romantic way..
Untuk beberapa tahun that #1 gue jadikan 'jangkar' biar agak betah nangkring di suatu 'pelabuhan' demi membereskan urusan 'bongkar-muat' ilmu pengetahuan..
Awalnya, #1 tidak tahu menahu (tentu saja, seperti biasanya gue) tapi tidak terganggu (sepertinya, semoga).. Lambat laun #1 akhirnya tau (mungkin 'ngerasa', jadi pasti setelah gue kasih tau) dan tidak keberatan (malah jadi saling 'memanfaatkan' dalam arti positif)..
I have a good time with him.. Dan ketika tiba waktunya untuk 'berlayar mengarungi lautan kehidupan', gue merasa harus berterima kasih atas perannya dan kesediannya.. Pas pula dia akan berulang tahun, so sekalian lah dijadikan kado..
Gue hanya ngasih kado utk orang2 spesial, dan kado itu juga harus spesial.. Puter otak sana sini, keliling-keliling sana sini, ngumpulin ide sana sini, tiba2 out of the blue tampaklah sebuah kapal dalam botol..
Sebelumnya, sudah beberapa kali gue menulis tentang diri gue sebagai kapal.. Dan kapal itu cocok dengan niat dan maksud gue..
Kemudian, ketika sedang membuat kata-kata spesial yang cocok menyertainya (tentu saja kembali memutar otak sana sini dan mencari ide sana sini), gue tertarik dengan sebuah puisi.. Yang nulis anonim.. Beberapa kali disitir para nahkoda (baik kapal beneran maupun 'kapal kehidupan") dalam pidato mereka.. Isi puisi itu sangat pas sehingga gue gak perlu nambahin apa-apa lagi.. What a perfect gift !!!
Setelah bertahun-tahun, gue lupa sama pengalaman ini.. Gue bahkan lupa isi puisinya apa.. Yang gue ingat kesannya.. So, tadi malam begitu mendadak judulnya terlintas dan kenangan itu muncul lagi, gue Googling lah sana sini.. Yang muncul malah yang lain-lain, yang lebih happening.. Setelah beberapa click to open, read, then close in desperation, muncul lah dia mendadak kayak The Flying Dutchman.. Dan aku masih si Kapal... (^_^)
THE SHIP THAT SAILED
I’d rather be the ship that sails
And rides the billows wide and free
Than be the ship that always fails
To leave its port and go to sea
I’d rather feel the sting of strife
Where gales are born and tempests roar
Than settle down to useless life
And rot in dry dock on the shore
I’d rather fight some mighty wave
With honour in supreme command
And fill a last well earned grave
Than die at ease upon the sand
I’d rather drive where storm winds blow
And be the ship that always failed
To make the ports where it would go
Than be the ship that never sails
11.4.13
CAREGIVER BURDEN
Salah seorang teman baik berkeluh kesah. Sudah seminggu ini mertuanya sakit berat yang membuat ia dan suaminya selalu stand by menemani dan merawat. Awalnya biasa saja, namun lama kelamaan dia merasa kelelahan fisik dan mental. Ditambah lagi urusan kantor yang jadi kurang fokus dan anak-anak yang mulai protes karena kuantitas dan kualitas perhatian yang berkurang. Namun, untuk sekali-sekali tidak menemani atau merawat dia juga gak nyaman karena khawatir dipandang egois dan tidak sayang mertua oleh saudara-saudara yang lain.
Jadi ingat kalau dulu pernah menangani (dan mengalami) permasalahan sejenis yang menghasilkan tulisan berikut.
(repost from old notes made in 12 July 2009)
Caregiver burden is the term given to perceived distress of someone who have role as caregiver of others. It is non-direct effect of caring itself where helping and assisting ‘patient’ became burden for the caregiver. This involves multidimensional aspects of physical, psychological, emotional, social and financial. When ignored, eventually it will cause caregiver burnout that can be dangerous to the caregiver physical and mental health, furthermore the ‘patient’ her/himself. Caregiver often allocates emotional, physical and time resources to his/her ‘patient’. The more severe ‘patient’s’ condition is, the larger resources will be allocated. Bigger allocation of resources can cause caregiver has no resources to do other things. As a result, caregiver feel trapped in a task such as caring that ‘patient, especially if caregiver may not quite physically and mentally ready for such of task.
Caregiver in general has two types of distress. First, primary distress from the task of caring. It can be from planning and implementation of treatment, giving great attention to ‘patient’, supervise the planned activities, and overcome ‘patient’’s emotional problems. Second, the secondary distress from other sources. It can be conflict between family members regarding the caregiving activities, economic problems, limited spare time and social activities. Caregiver’s full schedule can lead to reduction time to interact with families and social groups that will change her/his pattern of relationships. Changes in the pattern of this relationship can cause conflict and become another burden for the caregiver.
Caregiver can experience decline in her/his mental and physical health, increased anxiety level, emergence of depression, reduced social life, loss of self-esteem and slowly declining performance. From physical and mental health point of view, somatic complaints arise such as digestive trouble, lack of appetite, headaches, exhaustion, body weight decreased / increased, withdraw from social environment, easy feel offended, insomnia, and increase sarcastic and addicted (cigarettes, alcohol, food, etc.) behavior. Caregiver thinking pattern also stick to a particular perspective in which she/he felt have no time and opportunity to reduce her/his stress level or finding help. The professional that experience caregiver burden can develop a sense of failure that threats her/his self-esteem in professional life. This can lead to the change in attitude and behavior in handling next client. This change can be a work-dissatisfaction, cynical, or rejection toward particular client or too involved with a particular client.
There are several ways to reduce the distress experienced during the process of caring, such as develop a sense of humor, changing perspective about how to help, realizing limitations in helping, allocate time to do leisure activities and also have healthy habits. They also must be conscientious to watch over her/his welfare and learn to recognize burden or burnout symptoms. Some other assistance that can be used are:
- Counseling
Counseling can help caregiver to normalized emotion and make sure that she/he already do the best, provide neutral point of view to stimulate insight in exploring alternatives for treatment process that may help reduce burden, and also help to get out from particular thinking pattern that not helping in solving problem. - Additional education
Caregiver need more knowledge and skills regarding the cases she/he handle in order to make her/him able to design treatment program that less burden and at the same time increase confidence in helping. - Planning
Caregiver can set up some strategies to be applied in various situations, therefore she/he may feel more stable to control any situation so that may appear. - Self-care
Caregiver must be able to set time for her/his personal needs, particularly related to health and social life. Caregiver should have a social group to do fun activities.
18.12.12
Teori Segitiga Cinta oleh Sternberg
(repost dari tulisan di FB pada 2 Juli 2009)
Dalam salah satu diskusi dengan MrB, kami berbeda pendapat tentang CINTA
MrB bilang, hanya ada satu makna cinta.. Bagi ku, ada banyak...
Sebagai dosen, spontan aku memberikan ceramah menggunakan teori Sternberg, yang paling sederhana yang dapat aku pikirkan saat ini..
Berikut beberapa kutipan tentang Teori Segitiga Cinta yang bersumber dari Wikipedia..
Teori Segitiga Cinta dikembangkan oleh psikolog Robert Sternberg. Teori ini menyatakan cinta dalam konteks hubungan sosial terdiri dari tiga komponen:
- Keintiman - Yang meliputi perasaan akrab, dekat, keterhubungan dan keterikatan emosi
- Nafsu - Yang meliputi dorongan untuk berperilaku romantis, daya tarik fisik, dan dorongan seksual
- Komitmen - Yang meliputi keputusan untuk bersama dan selanjutnya saling berbagi rencana hidup bersama
Kualitas cinta yang dialami dua orang tergantung dari kombinasi ketiga komponen ini. Sebuah hubungan yang berlandaskan satu komponen saja lebih mudah hilang dibandingkan dengan hubungan yang berlandaskan dua atau tiga elemen.
- Nonlove : ketika ketiga komponen tidak ada.
- Menyukai / Persahabatan : rasa suka yang mendalam antar dua orang, dimana seseorang memiliki rasa keterikatan, hubungan yang hangat dan dekat dengan orang lain, namun tidak disertai dengan adanya nafsu seksual ataupun komitmen jangka panjang.
- Infatuated love : merupakan cinta yang murni berdasarkan nafsu seksual. Jika tidak disertai dengan keintiman dan/atau komitmen, maka cinta ini dapat hilang dengan tiba-tiba.
- Cinta Kosong : dicirikan dengan adanya komitmen untuk hidup bersama tanpa adanya keintiman dan nafsu seksual. Kadang-kadang, jenis cinta yang lebih kuat jika tidak dijaga dan dipupuk dapat berakhir menjadi jenis cinta ini.
- Cinta Romantis : mengikat individu melalui adanya rasa keakraban secara emosi dan fisik, namun tidak harus disertai dengan adanya kesepakatan untuk saling berbagi hidup bersama.
- Companionate Love : adalah jenis cinta dimana rasa akrab yang dimiliki bersifat emosional dan mendalam namun tidak disertai dengan gairah seksual. Antara individu terjadi kesepakatan untuk bersama-sama dalam jangka waktu panjang. Cinta seperti ini biasanya ditemui dalam hubungan antar anggota keluarga dan teman dekat.
- Fatous Love : biasanya ditemui dalam hubungan pacaran / pernikahan yang dimotivasi oleh nafsu seksual tanpa mengembangkan rasa keintiman emosi. Ketika gairah seksual menurun, maka individu akan mengalami Cinta Kosong.
- Cinta Sempurna : bentuk lengkap dari cinta dan merupakan hubungan yang ideal. Cinta jenis ini menghasilkan "pasangan sempurna", dimana pasangan tersebut akan terus memiliki keakraban emosi dan fisik yang memuaskan selama bertahun-tahun kemudian. Akan tetapi, Cinta Sempurna bersifat tidak permanen dan sangat sulit dipertahankan, sehingga pasangan harus terus menerus berusaha menjaga dan memupuknya.
25.11.12
Polemik Angkutan Umum Bandara Polonia Medan
Begitu keluar dari ruang Kedatangan Dalam Negeri
~ Bu... Taksi Bu... Taksi Bandara, Bu...
- Ke Setiabudi, daerah Pajak Pagi, berapa Bang??
~ Ooooh.. Wilayah itu 50.000 aja Bu.. Ibu beli tiket di loket resmi ya Bu..
- Aaaapppaaaaa???? Gak lah Bang.. Kemahalan !!!!
Jalan dikit ke arah gerbang keluar Bandara, 200 mtr lah..
~ Kak, ojek Kak.. Kemana Kak ?? Murah kok Kak..
- Ke Setiabudi, daerah Pajak Pagi, berapa Bang??
Baru jalan 10 langkah
~ Bu... Taksi Bu... Taksi Bandara, Bu...
- Ke Setiabudi, daerah Pajak Pagi, berapa Bang??
~ Ooooh.. Wilayah itu 50.000 aja Bu.. Ibu beli tiket di loket resmi ya Bu..
- Aaaapppaaaaa???? Gak lah Bang.. Kemahalan !!!!
Jalan dikit ke arah gerbang keluar Bandara, 200 mtr lah..
~ Kak, ojek Kak.. Kemana Kak ?? Murah kok Kak..
- Ke Setiabudi, daerah Pajak Pagi, berapa Bang??
~ 35.000 aja ya Kak..
- Nggak lah Bang.. 12.000 !
~ Yah.. Jauh itu Kak.. 25.000 lah ya..
- Nggak Bang.. 12.000 ! *keras kepala*
~ 20.000 lah ya..
- *cuekin sambil terus jalan*
Baru jalan 10 langkah
~ Kemana Kak ?? Naik becak aja.. Murah Kak..
- Ke Setiabudi, daerah Pajak Pagi, berapa Bang??
~ Ooooh... 20.000 ya Kak..
- 15.000 ya Bang..
~ Aduh Kak.. Jauh kali itu..
- *cuekin sambil terus jalan, males ngelanjutin*
Nyebrang ke Pom Bensin, Pangkalan Taksi Blue Bird
~ Selamat malam Bu.. Ibu perlu taksi ??
- Iya Pak..
~ Tunggu disini aja Bu, taksi 106 segera datang.. Ke arah mana Bu??
- Ke Setiabudi, daerah Pajak Pagi, Pak..
~ Ini Tiket Pangkalan Bu.. Silahkan disimpan.. Kalau barang Ibu nanti tertinggal, silahkan hubungi kami langsung dan akan kami antarakan..
- Wah, terima kasih Pak..
~ Itu taksi Ibu sudah datang.. Maaf Bu, ada biaya 5.000 untuk jasa Pangkalan..
- Oh, gitu ya Pak.. Baiklah..
*kasih 5.000, masuk taksi, duduk santai, terlindungi dari gerimis yang mendadak turun*
~ Ini Tiket Pangkalan Bu.. Silahkan disimpan.. Kalau barang Ibu nanti tertinggal, silahkan hubungi kami langsung dan akan kami antarakan..
- Wah, terima kasih Pak..
~ Itu taksi Ibu sudah datang.. Maaf Bu, ada biaya 5.000 untuk jasa Pangkalan..
- Oh, gitu ya Pak.. Baiklah..
*kasih 5.000, masuk taksi, duduk santai, terlindungi dari gerimis yang mendadak turun*
Sampai rumah.. Bayar argo 15.000.. Sudah..
Niat hati ingin memanfaatkan jasa Abang Ojek n Abang Becak yang sering dianggap kelasnya lebih rendah, tapi mereka pasang tarif GILA !!!
Hanya dengan 20.000 plus jalan lebih jauh 100 mtr, bisa dapat pelayanan profesional menyenangkan dan terlindungi..
No Brain Needed !!
Subscribe to:
Posts (Atom)